****ORANG YANG SALAH TAPI SELALU MENCARI KEBENARAN ADALAH ORANG YANG BODAH****

Selasa, 08 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN DIARE AKUT

1. Pengertian
Dare akut adalah diare yang awalnya mendadak dan berlangsung singkat,dalam
beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
2. Etiologi
Infeksi merupakan penyebab utama diare akut, baik oleh bakteri,parasit maupun virus. Penyebab lain yang dapat menimbulkan diare akut adalah toksin dan obat,nutrisi enteral diikuti puasa yang berlangsung lama,kemoterapi,impaksi fekal ( overflow diarrehea ) ,atau berbagai kondisi lain. Dalam penelitian di RS persahabatan Jakarta timur (1993-1994) terhadap 123 pasien dewasa dirawat dibangsal diare akut didapatkan hasil isolasi dengan e colli ( 38,29 % ) dan aeromonassp( 14,29 % ) sebagai penyebab terbanyak.
3. Patogenesis
Diare akibat infeksi terutama di tularkansecara fekal oral. Hall ini di sebabkan masukan minuman atau makanan yang tidak matang,bahkan yang disajikan tanpa di masak . Penularannya adalah treansmisi orang ke orang melalui aerosolisasi tangan yang terkontaminasi ( colostrium dificile) atau melalu aktifitas sexual. Faktor penentu terjadinya diare akut adalah factor penyebab (agent) dan factor penjamu(host) factor penjamu adalah kemampuan pertahanan tubuh terhadap microorganisme, yaitu factor daya tahan tubuh atau linkungan lument saluran cerna, seperti keasaman lambung,motolitas lambung,microflora usus. Faktor penyebab yang mempengaruhi patogenesis antara lain daya penetrasi yang merusak sel mukosa, kemampuan memprodoksi toksin yang mempengaruhi sekresi cairan diusus, serta daya lekat kuman. Kuman tersebut membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare. Patogenesis diare yang disebabkan infeksi bacteri terbagi dua yaitu :
1. Bakteri non infasif ( enterotoksigenik )
Toksin yang diproduksi bakteri akan terikat pada mukosa usus halus , namun tidak merusak mukosa . Toksin meningkatkan kadar siklik AMP di dalam sel , menyebabkan sekresi aktif anion klorida ke dalam lumen usus yang diikuti air , ion karbonat , kation natrium , dan kalium . Bakteri yang termasuk golongan ini adalah V. cholerae , enterotksigenik E. coli ( ETEC ) , C perfringers , S aureus , dan vibrio nonaglutinabel. Secara klinins dapat ditemukan diare berupa air cucian beras dan meninggalkan dubur secara keras dan banyak ( voluminous ) . Keadaan ini disebut diare sekretorik isotonic voluminal.
2. Bakteri enteroinvasif
Diare menyebabkan kerusakan dinding ususn berupa nekrosis dan ulserasi , dan bersifat sekretorik eksudatif . Cairan diare dapat bercampur lendir dan darah. Bakteri yang trmasuk golongan ini adalah enteroinvasif E coli ( EIEC ) , S paratiphi B,S. typhimurium , S etereditis , S coleraiswis , shigella , yersinia , dan C perfringers tipe C. Penyebab diare lainnya seperti parasit menyababkan kerusakan berupa ulcus besar ( E. histolitika ) kerusakan villi yang penting untuk penyerapan air , elektrolit , dan zat makanan ( G. lambdia ). Patofisiologi candida menyebabkan dire yang belum jelas mungikn karena super infeksi dengan jazad renik lain dan keadaan seperti dibetes mellitus. Mekanisme yang dilakukan virus masih belum jelas . Kemungkinan dengan merusak sel epitel mukosa walaupun hanya super visial sehingga mengganggu absorbsi air , dan elektrolit . Sebaiknya sel – sel kripti akan berproliverasi dan meyebabkan bertambahnya sekresi cairan ke dalam lumen usus . Selain itu terjadi pula kerusakan enzim – enzim disakaida yang menyebabkan intoleransi laktosa , yang akhirnya memperlama diare. Berbeda dengan cholera rotavirus tidak meningkatkan aktivitas adenilsiklase.
4. Patways
Minuman atau makanan terkontaminasi

Kuman membentuk koloni-koloni yang dapat menginduksi diare.

nausea , muntah , nyeri perut sampai kejang perut , demam , dan diare .

hipovolemik



5. Manifestasi Klinis
Pasien dengan diare akut akibat infeksi sering mengalami nausea , muntah , nyeri perut sampai kejang perut , demam , dan diare . Terjadinya renjatan hipovolemik harus dihindari . Kekurangan cairan menyebabkan pasien akan merasa haus lidah kering , tulang pipi menonjol , turgor kulit menurun , serta suara menjadi serak . Gangguan biokimiawi seperti asidosis metabolic akan meyebabkan frekwensi pernafasan lebih cepat dan dalam ( pernafasan kusmaul ) . Bila terjadi renjatan hipovolemik berat maka denyut nadi cepat (lebih dari 120x/menit ) , tekanan darah menurun sampai tak teratur , pasien gelisah , muka pucat ujung ekremitas dingin , dan kadang sianosis. Kekurangan kalium dapat menimbulkan aritmia jantung . Perfusi ginjal dapat menurun sehingga dapat timbul anuria , sehingga bila kekurangan cairan tak segera diatasi dapt timbul penyulit berupa nekrosis tubular akut . Secara klinis diare karena infeksi akut dibagi menjadi 2 golongan .1. Choleriform dengan diare yang terutama terdiri atas cairan saja
2. Disentriform , pada diare didapatkan lendir kental dan kadang – kadang darah.

6. Diagnosis
1. Anamnesis
- Siapa yang terkena diare
- Dimana terjadinya kontak dengan mikroorganisme
- Adakah orang lain disekitar yang terkena
- Apa yang dimakan / diminum sebelum terkena diare
2. Pemeriksaa Fisik
Telah dijelaskan sebelumnya bahwa kemungkinan ditemukan muntah , nausea , demam dan nyeri perut . Pada infeksi bakteri invasive akan ditemukan nyeri perut yang hebat , demam yang tinggi , dapat ditemukan tanda pervorasi yang membutuhkan pembedahan .
3. Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah tepi lengkap
- Pemeriksaan bloodgas ,Elektrolit , ureum , kreatinin dan BJ plasma
- Urine lengkap
- Tinja lengkap dan biakan tinja dari colok dubur
7. Penatalaksanaan
Pada orang dewasa , penatalaksanaan diare akut akibat infeksi terdiri atas :
1. Rehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan .
Empat hal penting yang perlu diperhatikan adalah :
a. Janis cairan : - oralit
- diberikan cairan ringer laktat
b. Jumlah cairan , jumlah cairan yang diberikan sesuai dengan jumlah cairan
yang dikeluarkan .
c. Jalan masuk / cara pemberian cairan
Rute pemberian cairan pada orang dewasa dapat dipilih oral / IV
d. Jadwal pemberian cairan
2. Identifikasi penyebab diare akut karena infeksi
3. Terapi symtomatik
Obat anti diare bersifat symtomatik dan diberikan sangat hati – hati atas
pertimbangan yang rasional.
4. Terapi definitive
Pemberian edukasi yang jelas sangat penting sebagai langkah pencegahan , hygiene perorangan , sanitasi lingkungan , dan imunisasi melalui vaksinasi sangat berarti selain terapi farmakologi.

8. Diagnosa Keperawatan dan Rencana Asuhan Keperawatan
1. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan Masukkan makanan tak adekuat.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan nutrisi dapat terpenuhi.
Kreteria hasil : Menyatakan pemahaman kebutuhan nutrisi
Dapat menunjukkan peningkatam BB
Intervensi:
1. Buat pilihan menu yang ada dan diizinkan
R/ Meningkatkan kepercayaan klien lebih suka menyediakan makanan untuk makan.


2. Berikan makanan sedikit tapi sering
Dilatasi gaster dapat terjadi bila pemberian makanan terlalu cepat setelah periode puasa.
3. Timbang dengan timbangan yang sama
Klien dapat melihat hasil yang langsung hasil timbangannya
4. Libatkan klien dalam penyusunan Nutrisi
R/ Perubahan prilaku dapat efektif dan dapat meningkatkan BBsecara singkat.
5. Kolaborasi dengan ahli gizi dan pemberian obat sesuai dengan indikasi
R/ Pemenuhan nutrisi dapat sesuai dengan kebutuhan yang tepat
2. Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan tak adekuat masukkan
makanan dan cairan, diare
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kekurangan
cairan / hipovalumik
Kreteria hasil : - Mepertahankan / menunjukkan perubahan keseimbangan
cairan.
- Haluran urine adekuat
- Tanda vital stabil
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik.
Intervensi :
1. Awasi tanda wital Pengisian kapiler,Status membrane mukosa,tugor kulit
R/ indikator keadekuatan volume sirkulasi
2. Awasi Intake dan Output
R/ Indikator keseimbangan elektrolit
3. Identifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan
Cairan
R/ Melibatkan klien untuk memperbaiki ketidakseimbangan cairan
4. Berikan hiperalimentasi
R/ Tindakan darurat untuk memperbiki ketidak seombangan cairan / elktrolit
5. Kaji hasil tes funsi elektroklit / ginjal
R/ Untuk melihat penurunan fungsi ginjal.
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny. S
Umur : 62 Th
No. Regester :
Agama : Islam
Alamat : Madiun
Pendidikan : Sekolah bidan
Pekerjaan :Pensiunan Bidan
Tanggal MRS : 18 Februari2005
Diagnosa Medis : GE

11. KELUHAN UTAMA
Saat Mrs : Klien mengatakan BAB cair 12 x ada lendir
Saat Pengkajian : Klien mengatakan BAB cair 12 x ada lendir
111. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Klien mengatakan BAB cair mulai kemarin 16 Feb 2005 setelah klien menjalankan puasa kemudian klien makan sayur asam setelah itu klien BAB terus menerus sampai hari ini klien berak cair sudah 12 x ada lendir,perut terasa mual dan muntah 3 x nafsu makan meurun,perut terasa sakit mulas-mulas. Kemudian klien minum obat dari warung tapi belum mampet juga beraknya karena klien khawatir maka klien berobat ke RSSM
1V. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
- Klien tidak pernah menderita penyakit kencing manis dan penyakit menular seperti TB Paru,
Hepatitis , thypoid , dll.
V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dialami klien saat ini dan tidak ada yang menderita penyakit menurun ( seperti DM , Hypertensi ) dan
penyakit menular ( seperti Hepatitis , TB paru , Thypoid dll).
V1. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Klien mengatakan kalau sakitnya merupakan cobaan dari allah dan semuanya kami serahkan kepadanya dan berharap sakitnya ini cepat sembuh.
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
Persepsi keluarga : keluarga mengatakan karena Istrinya segera sembuh
Harapan keluarga : keluarga berharap Istrinya egera sembuh agar dapat segera pulang dan
berkumpul dengan keluarganya lagi di rumah.
c. Pola Interaksi dan komunikasi
- Klien mau membicarakan masalahnya dengan keluarga dan petugas
- Klien dapat berkomunikasi dengan bahasa jawa
- Klien dapat menjawap pertayaan yang diajukan oleh petugas
d. Pola Pertahanan
Klien bila punya masalah dengan penyakitnya dibicarakan dengan keluarga dan bila terasa
sakit sekali selalu membaca Istigfar dan mengeluh pada keluarganya
e. Pola nilai dan kepercayaan
Klien mengatakan bahwa klien beragama Islam , di rumah klien taat melaksanakan ibadah
sholat.
f. Pengkajian Konsep diri
Klien merasa dengan sakitnya ini sangat khawatir dan membebani keluarganya serta menganggu
aktivitas dari keluarganya

VIII. PEMERIKSAAN FISIK
a. Keadaan Umum Klien
Keadaan umum klien lemah \,kesadaran Composmentis,GCS 456
TD: 120 / 60 mmhg N 96 x / mt S: 36 C R 16 x / mt
BB,TB tidak terkaji
b. Pemeriksaan Kepala dan muka
- Kepala : tidak ada benjolan rambut lurus beruban, tidak ada ketombe.
- Muka : bentuk muka simetris, Hidung semetris tidak ada secret, ,tidak ada polip, pucat, expresi
wajah nampak kesakitan/ menyeringai
c. Pemeriksaan Telinga
Bentuk kedua daun telinga simetris , fungsi pendengaran baik bila di panggil merespon ,tidak ada
serumen,tidak ada cairan,/ perdarahan
d. Pemeriksaan Mata
Fungsi penglihatan baik kanan atau kiri
Reflek pupil terhadap cahaya miosis kanan / kiri
Seklera putih tidak keruh,tidak ekterus
Kunjuktiva tidak anemis
e. Pemeriksaan Mulut dan Farink
Bentuk bibir simetris,,mukosa merah tidak ada lesi/ jamur,lidah bersih berwarna merah,tidak ada caries gigi,tidak ada pembesaran kelenjar tonsil
f. Pemeriksaan leher
Posisi trahea tidak deviasi,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada pembesaran kelenjar lymfe pada sub mandibula,tidak ada distensi venajularis,denyut nadi karotis teraba kuat.
g. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak
Tidak ada pembesaran kelenjar lyfe pada axilla
h. Pemeriksaan Thorak
h.1. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris inspirasi dan ekspirasi regular RR 16 x/mt
Auscultasi : tidak ada wheezing dan ronchi,veskuler pada semua lapang paru
Palpasi : Vocal premitus teraba simetris kanan dan kiri
Percusi : Sonor (resonan )
h.2. Periksaan Jantung
Auscultasi : Bunyi jantung S 1dan S2 Tredengan tunggal dan teratur,tidak terdengar
suara tambahan
Inspeksi : Terlihat pulsasi ictus cordis pada ICS V MCl kiri
Perkusi : Resonan
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V MCl kiri N= 96 x/mt kuat dan
teratur
i. Pemeriksaan Abdoment
Inspeksi : Bentuk datar tidak ada pembesaran hepar,tidak ascites
Auscultasi : Bising Usus : 10 x mt
Palapasi : Ada nyeri tekan ,tidak ada pembesaran hepar /lien
Percusi : Tympani
j. Pemeriksaan integument
Warna kulit : Coklat pucat tidak sianosis
Tekstur : lembab,turgor baik kapileri revil kurang 2 detik keadaan bersih
Temperatur : akral dinginS 36 C
Edema : Tidak edema anasarka ,
Lesi : Tidak ada
Kuku : keadaan bersih tidak sianosis
k. Pemeriksaan Angota Gerak ( ekstremitas )
Tangan dan kaki tidak ada kelainan dapat di gerakkan kesegalah arah
l. Pemeriksaan Genetalia dan sekitar anus
Tidak terkaji
m. Pemeriksaan Saraf Dan Neorologis
Kesadaran Composmentis
1X. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tidak terkaji
X. PENATALAKSANAAN
- Memberikan motifasi minum bagak banyak( Oralit )
- Terapi dari dokter:Peros
- Biodiar 630mg 3 x 2
- Metronidasol 3 x 1
- Dexametason 3 x ½
DAFTAR MASALAH

MASALAH KEPERAWATAN
Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan tak adekuat masukkan makanan dan cairan, diare

Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh Berhubungan dengan Masukkan makanan tak adekuat
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko terjadi kekurangan cairan berhubungan dengan tak adekuat masukkan makanan dan cairan, diare
TUJUAN / KRETERIA HASIL
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan tidak terjadi kekurangan cairan / hipovalumik
Kreteria hasil : - Mepertahankan / menunjukkan perubahan keseimbangan cairan.
- Haluran urine adekuat
- Tanda vital stabil
- Membran mukosa lembab
- Turgor kulit baik.

INTERVENSI
1. Awasi tanda wital Pengisian kapiler,Status membrane mukosa,tugor kulit
2. Awasi Intake dan Output
3. Identifikasi rencana untuk meningkatkan / mempertahankan keseimbangan Cairan
Melibatkan klien untuk
memperbaiki
ketidakseimbangan cairan
4. Berikan hiperalimentasi
Tindakan darurat untuk memperbiki ketidak seombangan cairan / elktrolit
5. Kaji hasil tes funsi elektroklit / ginjal
Untuk melihat penurunan fungsi ginjal.

RASIONAL
1. indikator keadekuatan volume
sirkulasi
2. Indikator keseimbangan elektrolit
3. Melibatkan klien untuk memperbaiki
4. Tindakan darurat untuk memperbiki
5. Untuk melihat penurunan fungsi ginjal

DAFTAR PUSTAKA

Arif Mansjoer dkk,(2001), Kapita selekta Kedoteran,edisi 3 jilid 1, Media Aesculapius
FKUI
Lynda Juall Carpenito,(1999), Rencana Asuhan & Dukumentasi Keperawatan,edisi 2,
Penerbit Buku Kedokteran EGC

Tidak ada komentar:

Posting Komentar