****ORANG YANG SALAH TAPI SELALU MENCARI KEBENARAN ADALAH ORANG YANG BODAH****

Jumat, 04 Maret 2011

TUMOR GANAS PARU PARU

A. Definisi
Bila mana kita menyebut tumor paru-paru maka yang dimaksud adalah karsinoma bronkogenik, karena kebanyakan tumor ganas primerdari system pernafasan bagian bawah bersifat epiteldan berasal dari mukosa percabangan bronkus.
B. Etiologi
Meskipun penyebab sebenarnya dari karsinoma bronkogenik belum di ketahui tetapi ada tiga faktor yang agakya bertanggung jawab dalam peningkatan insiden penyakit ini:
1. Merokok yang memegang peranan paling penting
2. Dari berbagai bahaya industri yang paling penting asbes yang kini banyak sekali
digunakan pada industri bangunan
3. Karena diet dan familial beberapa penelitian telllah menunjukkan bahwa perokok
yang dietnya rendah vitamin A. dan anggota keluarga yang mempunyai sakit
kanker paru juga dapat memilki resiko terjadi.
C. Patofisiologi
Kanker paru biasanya diklasifikasikan menurut jenis histologinya. Berdasarkan pilihan pengobatan, maka karsinoma bronkogenik biasanya dibedakan menjadi kanker paru-paru sel kecil ( SCLC ) dan kanker paru-paru tidak kecil ( NSCLC ).
Karsinoma sel skuamosa merupakan tipe histologik karsinoma bronkogenik yang paling sering ditemukan, kanker ini berasal dari permukaan epitelbronkus. Perubahan epitel termasuk metaplasia,atau displasia akibat merokok jangka panjang, secara khas mendahului timbulnya tumor karsinoma sel skuamosa biasanya terletak sentral disekitar hilus, danmenonjol kedalam bronki besar. Karsinoma sel skuamosa seringkali disertai batuk dan hemoptisis akibat iritasi atau ulserasi,pneumonia,dan pembentukan abses akibat obstruksi dan infeksi sekunder. Karena tumor ini cenderung agak lamban dalam bermetafisis, maka pengobatan dini dapat memperbaiki proknosis
Adenokarsinoma, sesuai dengan namanya memperlihatkan susunan seluler seperti kelenjar bronkus dan dapat mengandung mucus. Kebanyakan tumor ini timbul dibagian perifer segmen bronkus dan kadang-kadang dapat dikaitkan dengan jaringan parut local pada paru-oaru dan fibrosis interstisial kronik. Lesi seringkali meluas melalui pembuluh darah dan limfe pada stadium dini ,dan secra klinis tetap tidak menunjukkan gejala-gejala sampai terjadi metastasis yang jauh.
Karsinoma sel bronchial alveolar merupakan subtype Adenokarsinoma yang jarang di temukan dan yang berasal dari epitel alveolus atau bronkus terminalis.
Karsinoma sel besar adalah sel-sel ganas yang besar dan berdiferensiasi sangat buruk dengan sitoplasma yangbesar dan ukuran inti bermacam-macam . Sel-sel ini cenderung untuk timbul pada jaringan paru-paru perifer, tumbuh cepat dengan penyebaran ekstensif dan cepat ketempat – tempat yang jauh.
Karsinoma sel kecil seperti tipe sel skuamosa, biasanya terletak ditengah disekitar percabangan utama bronki. Tidak seperti kanker paru-paru lainya,jenis tumor ini timbul dari sel-sel kulchitsky, komponen normal dari epitel bronkus.

D. Manifestasi karsinoma bronkogenik
karsinoma bronkogenik menyerupai banyak jenis penyakit paru-paru lain dan tidak mempunyai awitan yang khas. Seringkali menyerupai pneumotis yang tidak dapat ditanggulangi.
- Batuk merupakan gejala yang umum yang seringkali diabaikan oleh klien ,bila karsinoma bronkus menjadi berkembang maka batuk timbul lebih sering atau volume spuntum bertambanh banyak.
- Hemoptisis merupakan gejala umum lainnya .
- Gejala- Gejala awal adalah stridor local dan dispnea ringan yang mungkin diakibatkan oleh obstruksi bronkus.
- Nyeri dada dapat timbul dapar berbagai bentuk tetapi biasanya dialami sebagai perasaan sakit atau tidak enak akibat penyebaran neoplsatik kemediastenum dan dapat timbul arena pleuritik akibat penyebaran neoplastik atau pneumonia.
- Pembengkakan jari-jari yang timbul cepat merupakan ertanda yang penting karena dapat dikaitkan dengan karsinoma bronkogenik
- Anoreksi,lelah,dan berkurangnya BB merupakan pertanda gejala lanjutan.
- Gejala intratoraks atau ekstratorak dapat juga ditemukan.
- Penyebaran local dapt terjadi dan menimbulkan suara yang serak.akibat terserangnya saraf rekuren, disfagia akibat keterlibatan esophagus dan paralysis hemidiagfarma dengan keterlibatan saraf frenikus
E. DIAGNOSA DAN STADIUM KANKER PARU-PARU
Alat utama untuk mendiagnosis kanker paru-paru adalah :
- Rodiologi
- Bronkoskopi yang disertai biopsi adalah teknik yang baik dalam mendiagnosa karsinoma sel skuamosa.
- Sitologi spuntum, bilasan bronkus, dan pemeriksaan cairan pleura juga memaikan peranan penting dalam mendiagnosis kanker paru-paru.
- CT scan mungkin dapat memberikan bantuan lebih lanjut.
Pembagian stadium
Pembagian stadium tumor paru berdasarkan TNM system untuk kankaer paru-paru dilakukan oleh Amirican Join Committee on cancer merupakan metode yang diterima secara luas untuk menentukan perluasan kanker jenis NSCLC. Berbagai T (ukuran tumor ) N ( metaatasis kekelenjar lymfe regional ) dan M ( ada atau tidak adanya metastasis ke distal ) digabung untuk menentukan kelompok stadium yang berbeda .sistem TNM dikembangkan untuk karsinoma bronkogenik . Untuk SCLC digunakan suatu system pembagian dua stadium yang sederhana. Stadium penyakit yang masih terbatasdidefinisikan sebagai SCLC yang masih terbatas pada satu hemithoraks dan kelenjar lymfe regional, dan stadium penyakit yang sudah meluas yaitu dimana penyakit sudah meluas lebih dari batasan diatas. Pada sebagian kasus, stadium penyakit yang masih terbatas berhubungan dengan apakah tumor tersebut dapat diberi terapi radiasi.

Staging system TNM terdiri dari :
Tx : - Tumor terbukti ganas didapat dari secret bronco pulmoner, tapi tidak
terlihat secara bronkoskopis dan radiologist
- Tumor tidak bisa dinilai pada staging retreatment
Tis : - Karsinoma insitu ( Preinvasipe carcinoma )
T1 : Tumor , diameter kurang 3 Cm
T2 : Tumor , diameter 3 cm atau terdapat atelektasis pada distal hilus
T3 : Tumor Ukuran apapun meluas kepleura , dinding dada, digfragma,
pericardium, kurang 2 Cm dari carina, terdapat atelektasis total.
T4 : Tumor Ukuran apapun invasi kemediatinum atau terdapat efulsi pleura
Maligna
No : Tidak ada kelenjar getah bening ( KGB ) yang terlibat
N1 : Metastasis KGB bronkopulmuner atau ipsilateral hilus.
N2 : Metastasis KGB mediastinal atas subkarina
N3 : Metastasis KGB mediastinal kontra lateral atau hilus atau KGB
skalenus atau supraklavikular.
Mo : Tidak ada metastasis jinak
M1 : Metastasis jinak pada organ ( Otak ,hati,dll )
Staging kanker paru dapat dilakukan secara :
- Diagnosis klinis ( c TNM )
- Reseksi surgikal – patologis ( p TNM )
- Evaluasi surgikal ( s TNM )
- Retreament ( r TNM )
- Autogsi (a TNM )
Untuk stging kanker paru, sedikitnya diperlukan pemeriksaan CT Scan dada, USG abdoment ( atau CT Scan abdomen ), CT Scan Otak dan Bonne scaning.
F. Pengobatan dan pronosis kakanker paru-paru
Rejiment pengobatan yang paling sering adalah kombinasi dari pebedahan,Radiasi dan Kemoterapi
- Pembedahan adalah engobatan pilihan bagi pasien-pasien NSCLC Stadium I
- Radiasi umumnya dianjurkan untuk lesi-lesi stadium I dan II jika terdapat kontraindikasi pembedahan.
- Kemoterapi dan radiasi dapat diberikan pada pasien –pasien dengan stadium penyakit yang terbatas, jika secara fisiologis mereka mampu menjalani engobatan itu.
Prognosis
Secara keseluruhan bagi asien –pasien dengan karsinoma bronkogenik adalah buruk ( kelangsungan hidup 5 tahun % ) , dengan demikian penekanan harus diberikan pada encegahan. Tenaga-tenaga kesehatan menganjurkan kepada masyarakat untuk tidak merokok atau hidu dalam lingkungan yang tidak tercemar polusi industri. Tindakan protektif harus dilakukan bagi mereka yang bekerja dengan asbes,uraium,,kromium,dan materi karsinogenik lainnya.

G. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN RENCANA ASUHAN
KEPERAWATAN
1. Gangguan pertukaran gas/ kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan Pengangkatan jaringan paru, Gangguan suplai Oksigen, Penurunan kapasitas pembawa oksigen darah ( kehilangan darah )
Tujuan : Tidak terjadi gangguan pertukaran gas/ kerusakan pertukaran gas
Kriteria hasil : - Menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat
dengan GDA normal
- Bebas dari gejala distress pernafasan
Intervensi :
1. Catat Frekuensi, kedalaman dan kemudahan pernapasan
R/ Pernafasan meningkat akibat nyeri atau sebagai mekanisme kompensasi awal terhadap hilangnya jaringan paru.
2. Observasi pengunaan otot Bantu,napas bibir,perubahan kulit/membrane mukosa mis : pucat/sianosis
R/ Peningkatan kerja napas dan sianosis dapat menunjukkan peningkatan konsumsi oksigen dan kebutuhan energi/ penurunan cadangan pernapasan.
3. Auskultasi paru untuk gerakan udara dan bunyi napas tak normal
R/ Konsolidasi dan kurangnya gerakan udara pada sisi dioperasi normal pada pasien pneumoktomi namun, Pasien lubektomi harus menunjukkan aliran udara normal pada lobus yang masih ada
4. Observasi kegelisahan dan perubahan mental / tingkat kesadaran
R/ Dapat menunjukkan hipoksia atau komplikasi lain
5. Pertahankan kepatenan jalan napas pasien dengan memberi posisi,penghisapan dan pengunaan alat
R/ Obstruksi jalan nafas mempengaruhi ventilasi, mengganggu pertukaran gas.
6. Ubah posisi dengan sering ,letakkan pasien dengan posisi duduk
R/ Maksimalkan ekpansi paru dan drainase secret.
7. Bantu klien dengan latihan napas dalam dan napas bibir dengan tepat
R/ Meningkatkan ventilasi maksimal oksigenasi dan menurunkan / mencegah atelektasis.
8. Kaji klien respon klien terhadap aktivitas, dorong periode istirahat/ batasi aktifitas sesuai toleransi klien
R/ Peningkatan komsumsi oksigendan stress pembedahan dapat mengakibatkan peningkatan dispnea dn pwerubahan tanda vital karena aktivitas. Mobilisasi dini.
9. Kolaborasi memberikan tambahan oksigen, awasi/buat gambaran GDA,nadi oksimetri,catat kadar HB
R/ Memaksimalkan sediaan oksigen, penurunan atau peningkatan paO2 dapat menunjukkan kebutuhan untuk dukungan ventilasi.
2. Ketidak efektifan bersihan jalan nafas Berhubungan dengan sekresi berlebihan
/ peningkatan jumlah secret.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan perawatan diharapkan jalan nafas menjadi
Efektif.
Kriteria: Menunjukkan patensi jalan nafas dengan cairan secret yang mudah
dikeluarkan, bunyi nafas jelas dan pernafasan tak bising.
Intervensi :
1. Auskultasi dada untuk karakter bunyi nafas dan adanya secret.
R/ pernafsan bising ronchi dan mengi menunjukkan tertahannya secret
atau obstruksi jalan nafas.
2. Bantu pasien dengan intruksikan untuk nafas dalam efektif dan batuk dengan posisi duduk tinggi
R/ Posisi duduk memungkinkan ekspansi paru maksimal dan penekanan
menguatkan upaya batuk untuk mobilisasi membuang secret.Penekanan
dilakukan perawat ( meletakkan tangan dianterior dan posterior didinng
dada) dan oleh pasien ( dengan bantal samapai kekuatan memmbaik )
3. Berikan cairan sedikitnya 2500 ml / hari tawarkan air hangat dari pada dingin
R/ Cairan ( khususnya yang hangat ) memobilisasi dan mempermudah mengeluarkan secret
4. Kolaborasi memberikan tambahan oksigen awasi / buat gambaran GDA
R/ Memaksimalkan sediaan oksigen, penurunan atau peningkatan paO2 dapat menunjukkan kebutuhan untuk dukungan ventilasi.
5. Kolaborasi pemberian obat : bronkodilator,ekspektoran,dan analgesic sesuai indikasi
R / Menghilangkan spasme bronkus untuk memperbaiki aliran udara,ekspektoron untuk meningkatkan produksi mukosa untuk mengencerkan dan menurunkan viskositas secret memudahkan pembuangan.analgeik untuk menghilangkan ketidaknyamanan dada.
3. Nyeri ( akut ) berhubungan dengan invasi kanker ke pleura, dinding dada
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan nyeri berkurang atau hilang
Kriteria : - Melaporakan nyeri hilang atau terkontrol.
- Tampak rileks dan tidur / istirahat dengan baik
- Berpartisipasi dalam aktifitas yang diinginkan atau dibutuhkan.
Intervensi :
1. Kaji tentang nyeri karakteristik nyeri dan tentukan skala nyeri ( 0 -10)
R/ Meningkatkan control nyeri
2. Kaji pernyataan verbal dan nonverbal nyeri pasien
R/ Ketidak sesuain antara petunjuk verbal/ non verbal dapat memberikan petunjuk derajat nyeri kebutuhan atau keefektifan intervensi.
3. Evaluasi keefektifan pemberian obat dorong pemakaian obat yang benar untuk mengontrol nyeri
R/ Persepsi nyeri dan hilangnya nyeri adalah subyektif dan pengontrolan nyeri yang terbaik merupakan keleluasan klien.
4. Dorong menyatakan perasaan tentang nyeri.
R/ Takut/ masalah dapat meningkatkan teganggan otot dan menurunkan ambang persepsi nyeri
5. Berikan tindakan kenyamanan misalnya : sering ubah posisi,dorong untuk pengunaan teknik relaksasi mis: visualisasi, bombing imajinasi dan aktifitas hubungan yang tepat
R/ Meningkatkan relaksasi dan mengalihkan perhatian menghilangkan ketidaknyamanan dan meningkatkan efek terapiutik analgesik.
6. Jadwalkan peride istirahat, berikan lingkungan tenang
R/ Penuruan kelemahan dan menghemat energi dan menuingkatkan koping.
7. Kolaborasi pemberian obat analgesic sesuai indikasi
R/ analgeik untuk menghilangkan ketidaknyamanan
4. Ketakutan atau ansietas berhubungan dengan ancaman / perubahan status kesehatan
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien mengetahui perubahan
status kesehatan
Kriteria : - Menggakui dan mendiskusikan takut/ masalah
- Klien tampak rilek
- Menyatakan [pengetahuan yang akurat tentang situasi.
Intervensi :
1. Evalusi tingkat pemahaman pasien atau orang terdekat tentang diagnosa
R/ Memberikan informasi yang perlu untuk memilih intervensi yang tepat.
2. Akui rasa takut atau masalah pasien dan dorong mengekspresikan perasaan
R/ Pasien mungkin perlu waktu untuk mengidentifikasi perasaan dan
meskipun lebih banyak waktu untuk mulai mengekpresikannya.
3. Berikan kesempat untuk bertanya dan jawab dengan jujur.
R/ Membuat kepercayaan dan menurunkan kesalahan persepsi / salah interpretasi terhadap informasi.
4. Catat komentar / prilaku yang menunjukkan menerima dan / mengunakan strategi efektif menerima situasi.
R/ Takut / ansietas menurun, pasien mulai menerima secara positif dengan kenyataan.
5. Libatkan pasien / orang terdekat dalam perencanaan perawatan.
R/ Dapat membantu memperbaiki beberapa perasaan contol atau kemandirian pada pasien yang merasa tak berdaya dalam menerima dianosa dan pengobatan.
6. Berikan kenyamanan fisik pasien
R/ Ini sulit untuk menerima dengan isu emosi bila pengalaman ekstrem atau ketidaknyamanan fisik menetap.

5. Cemas berhubungan dengan Kurangnya pengetahuan mengenai prognosis
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan klien cemas berkurang / tidak
Cemas
Kriteria : - Menanyakan pemahaman selukbeluk diagnosa, program pengobatan.
- Melakukan perubahan pola hidup.
Intervensi :
1. Diskusikan diagnosa, rencana / terapi saat ini dan hasil yang diharapkan
R/ Memberikan informasi khusus individu,membuat pengetahuan untuk belajar lanjut tentang manajement dirumah. Dan informasi penting untuk memapukan pasien / orang terdekat untuk membuat keputusan berdasarkan informasi
2. Diskusika perlunya perencanaan untuk mengevaluasi perwatan saat pulang
R/ Menyakinkan penyembuhan optimal dan memberikan kesempatan untu merujuk masalah atau pertayaan pada waktu yang sedikit setres.
3. Indentifikasi tanda atau gejala yang memerlukan eveluasi medis, mis: terjadinya kesulitan pernafasan demam,peningkatan nyeri dada, perubahan penampilan spuntum
R/ Deteksi dini dan intervensi tepat waktu dapat mencegah atau meminimalkan komplikasi.
4. Bantu pasien menentukan toleransi aktifitas dan menyusun tujuan
R/ Secara emosional membantun pasien untuk mampu menyusun tujuan aktifitas yang realistis untuk meningkatkan kemandirian optimal.
5. Evaluasi ketersediaan atau keadekuatan system pendukung dan perlunya bantuan dalam perawatan diri/ manajemen dirumah.
R/ Kelemahan umum dan keterbatasan aktifitas dapat menurunkan kemampuan induvidu untuk memenuhi kebutuhan sendiri..
6. Anjurkan menghentikan aktifitas yang menyebabkan akan kelemahan atau meningkatkan napas pendek.
R/ Terlalu lelah meningkatkan kegagalan pernapasan.
7. Tekankan pentingnya menghindari merokok polusi udara dan kontak dengan orang yang menderita infeksi saluran napas atas
R/ Melindungi dari iritasi dan menurunkan resiko infeksi.
8. Kaji kebutuhan nutrisi/ cairan anjurkan meningkatkan protein dan mengunakan makanan yang ringan tinggi kalori yang tepat.
R/ Memenuhi kebutuhan energi seluler dan mempertahankan volume sirkulasi baik untuk perfisi jaringan.memudahkan regenerasi jaringan / proses penyembuhan.
9. Kaji komoniti induvidu yang tepat mis: yaysan kanker Indonesia.
R/ Agen seperti ini menawarkan pelayanan luas yang dapat diberikan untuk memberikan dukungan dan memenuhi kebutuhan induvidu.

DAFTAR PUSTAKA
Doengoes Marilynn E , Rencana Asuhan Keperawatan,Edisi 3, EGC

Price M. Wilson, Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses Penyakit Jilid 2 Edisi 4
,EGC

Prof. dr. Arjatmo Tjokronegoro,Buku ajar Ilmu Penyakit dalam Jilid II, Balai penerbit
FKUI, jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar