****ORANG YANG SALAH TAPI SELALU MENCARI KEBENARAN ADALAH ORANG YANG BODAH****

Selasa, 08 Maret 2011

CVD/STROKE

CVD / STROKE
1. Pengertian
stroke adalah disfungsi neurology akut yang di sebabkan oleh gangguan aliran darah yang timbul secara mendadak dengan tanda-tanda dan gejala sesuai dengan daerah fokal pada otak yang terganggu ( WHO,1998 )
Stroke juga dapat didefinisikan sebagai deficit neuorologi yang mempunyai awitan mendadak dan berlangsung 24 jam sebagai akibat dari CVD ( Hudak & Gallo,1996 )
Berdasarkan jenis dan lamanya gejala,stroke dikelompokan sebagai berikut :
1. Serangan Iskemik sementara ( TIA )
2. Defisit Neuorologis Iskemik dapat pulih ( RIND )
3. Stroke In Evolusion ( SIE )
4. Complet stroke ( CS )
( Engram,1998 )
Sedangkan menurut jenisnya,stroke dapat dibagi menjadi 2 golongan
1. Stroke hemoragik
Stroke yang terjadi karena perdarahan subrakhonoid,disebabkan oleh pecahnyanya pembuluh darah otak pada daerah tertentu
2. Stroke Non Hemoragik
Dapat disebabkan karena sumbatan atauy penyempitan pembuluh darah otak ( Hudak & Gallo,1996 )
2. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
- Hypertensi
- Anuerisma cerebral
- Usia lanjut
- Perokok
- Obesitas
2. Faktor Presipitasi
- Perdarahan cerebral ( Long,1995 )
3. Patofisiologi
Infark regional kortikal,sub kortikal ataupun infark regional dibatang otak terjadi karena daerah perdarahan suatu arteri tidak / kurang mendapat aliran darah, Aliran / suplai darah tidak menjangkau daerah tersebut karena arteri yang bersangkutan tersumbat atau pecah. Sebagai akibat keadaan tersebut dapat terjadinya anoksio atau hipoksia. Bila aliran darah ke otak berkurang sampai 24 – 30 ml/ 100gram jaringan, akan terjadi iskemia untuk jangka waktu yang lama suplai darah kurang dari 16 ml / 100 gram jaringan otak,menyebabkan infark jaringan otak tyang permanen.
Khusus pada stroke hemoragik, iskemia jaringan otak yang terjadi adalah karena perdarahan intraserebral oleh karena pecahnya pembuluh darahotak. Hal ini terjadi karena anterosklorosis dan hipertensi. Karena ini pada umumnya terjadi pada usia di atas 50 tahun, Sebagai akibat pecahnya pembuluh darah arteri otak. Pecahnya pembuluh darah otak akan menyebabkan penekanan,perembesan darah ke dalam parenkim otak yang dapat meyebabkan penekanan, pergeseran dan pemisahan jaringan otak internal tetekan sehingga menyebabkan infark otak,edema danmungkin terjadi hermiasi otak ( Depkes ,1995 )
4. Gambaran Klinis Stroke Hemoragik
1. Kehilangan kesadaran
2. Kejang –kejang
3. Gangguan Respiratori
4. Kekakuan leher
5. Fotopobia
6. Shock
5. Pemeriksaan penunjang
1. CT scan
2. Angiografi
3. MRI
4. Lumbal pungsi
5. EEG
( Doenges,1999 )
6. Pengobatan
Pengobatan umum mengunakan rumus 5 B
1. Breating ( ernafasan ) yaitu dengan memberikan O2 bila sesak, bila terdapt secret
berlebih pada jalan nafasmaka perlu di suction, dan apabila pasien memakai gigi palsu maka harus segera dilepas
2. Blood ( darah )
Oasien di infuse dengan RL ini akan bermanfaat untuk membantu pengobatan intravena
3. Brain
Apabila terdapt kejang maka perlu diberi Diazepam / valium
4. Bladder
Pasien perlu dipasang kateter untuk mengontrol vesika urinaria
5. Bowel
Agar mudah BAB maka perlu diberi Dulcolak
Pengobatan khusus antara lain :
1. Pemberian Adona
2. Transemik Acid
3. Neorotropik Vitamin
4. Serta obat-obatan yang memperlancar metabolisme otak.
Pembedahan mungkin diperlukan untuk mengatasi perdarahan cerebral yang meluas dengan cepat. Tindakan ini terutama di perlukan bagi pasien yang menderita perdarahan cerebellum ( otak kecil ),Hemisfer Cerebri,dan Trombosis. Dan pengobatan selanjutnya dengan fisioterapi.

Patways

7. Rencana asuhan keperawatan
1. Perubahan perfusi jaringan serebral b / d gg oklusif,hemoragi,vasospasme, serebral
edema otak
Tujuan : Fungsi neurologist normal,sirkulasi otak normal
Kriteria hasil :
1. Pasien akan mempertahankan tingkat kesadaran biasanya / membaik,fungsi
kognitif,dan motorik / sensori
2. Mendemontrasikan TTV stabil dan tidak adanya tanda –tanda peningkatan TI
Intervensi
1. Pantau / catat status neurologist sesering mungkin dan bandingkan dengan
keadaan normalnya
2. Pantau tanda- tanda vital
3. Lertakkan kepala dengan posisi agak di tinggikan dan dalam posisi netral
4. Kaji fungsi-fungsi yang lebih tinggi,seperti fungsi bicara,jika klien sadar.
5. Pertahankan keadaan tirah baring,ciptakan lingkungan yang tenang
6. Cegah terjadinya mengejan saat defikasi dan pernafasan yang memaksa.
7. Berikan O2
8. Berikan obat sesuai indikasi
9. Pantau pemeriksaan laborat.

2. Kerusakan mobilitas fisik b / d kelemahan ,parestesia
Tujuan : Klien akan melakukan aktifitas fisik tanpa bantuan
Kriteria hasil
1. Pasien akan mempertahankan posisi optimal dari fungsi yang di buktikan tidak adanya kontraktur,footdrop
2. Mempertahankan / meningkatkan kekuatan dan fungsi bagian tubuh yang terkena atau kompensasi
3. Mempertahankan integritas kulit.
Intervensi
1. Kaji kemampuan secara fungsional / luasnya kerusakan awal dan dengan cara yang teratur
2. Ubah posisi minimal setiap 2 jam
3. Mulailah melakukan latihan rentang gerak aktif dan pasif pada semua ekstremitas saat masuk, Anjurkan melakukan latihan seperti latihan quadrisep/gluteal,meremas bola karet, melebarkan jari- jari dan kaki/telapak.
4. Tempatkan bantal dibawah aksilla untuk melakukan abduksi pada tangan.
5. Tinggikan tangan dan kepala
6. Posisikan lutut dan panggul dalam posisi ektensi
7. Bantu untuk keseimbangan duduk dan keseimbangan berdiri.
8. Inspeksi daerah kulit yang menonjol secara teratur,lakukan massage secara hati-hati pada daerah yang kemerahan
9. Kerjasama dengan tim kesehatan lain ( Fisioterapi )
10. Berikan Obat relaksan otot,anti spasmodic sesuai indikasi

3. Kerusakan komunikasi verbal dan atau tertulis b / d kerusakan sirkulasi serebral
Tujuan : Pasien dapat berkomunikasi dengan tepat sesuai dengan keadaannya dan dapat
mengemukakan kebutuhannya.
Kriteria hasil
1. Mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi
2. Membuat mtode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekpresikan
3. Mengunakan sumber-sumber dengan tepat.
Intervensi
1. Kaji tipe / derajat disfungsi,seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertiaan sendiri
2. Bedakan antara afasia dengan disatria
3. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
4. Mintalah pasien untuk mengikuti perintah sederhana
5. Tunjukkan obyek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut
6. Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti “ Sh” atau “Pus”
7. Konsultasikan atau rujuk kepada ahli terapi wicara.
4. Kurang Perawatan diri b / d Penurunan kekuatan dan ketahanan
Tujuan : Pasien dapat menolong diri sendiri sesuai kondisinya, dapat mengungkapkan
kebutuhannya
Kriteria hasil :
1. Pasien akan mendemontrasikan teknik / perubahan gaya hidup untuk memenuhi kebutuhan perawatan diri
2. Melakukan aktifitas perawatan diri dalam tingkat kemampuan sendiri
Intervensi
1. Kaji kemampuan dan tingkatkan kekurangan untuk melakukan kebutuhan sehari-hari
2. Hindari melakukan sesuatu untuk pasien yang dapat dilakukan oleh pasien sendiri
3. Pertahankan dukungan,sikap yang tegas,beri pasien waktu yang cukup untuk mengerjakan tugasnya
4. Berikan umpan balik yang positif untuk setiap usaha yang dilakukan atau keberhasilannya
5. Kaji kemampuan klien untuk kberkomunikasi tentang kebutuhannya
6. Identifikasi kebiasaan defikasi sebelumnya dan kembalikan pada kebiasaan pola normal tersebut. Berikan makanan dengan kadar serat yang tinggi,anjurkan untuk minum banyak dan tingkatkan aktifitas.
7. Kerjasama dengan tim kesehatan lain ( Fisioterapi ).
4. Gangguan perfusi jaringan otak B/D Peningkatan TIK dampak dari edema otak
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam waktu 2 x 24 jam gangguan perfusi jaringan
otak dapat di atasi
Kriteria hasil:
- Klien tidak mengeluh pusing dan mual
- Klien tidak kelihatan kesakitan dan gelisah
Intervensi
1. Berikan posisi datar
2. Berikan suasana yang nyaman dan tenang
3. Anjurkan klien untuk memiringkan kepala ke kiri atau ke kanan bila mana mau muntah
4. Monitoring TTV dan status neurologist tiap 2 jam sekali
5. Observasi Intake dan Output
6. Kolaborasi dalam pemberian obat-obatan
7. Instruksikan klien untuk puasa kalau perlu
1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn S
Umur : 66 Tahun
No. Regester : 0330
Agama : Islam
Alamat : Pacitan
Pendidikan : SPG
Pekerjaan : Pensiunan Guru
Tanggal MRS : 11 – 1 - 05
Diagnosa Medis : CVD

11. KELUHAN UTAMA

1. Saat MRS : Kaki kanan terasa lemah,dan bicara pelo
2. Saat Pengkajian : Bicara pelo komunikasi sulit diterima

111. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Keluarga Klien mengatakan klien merasa pusing dan lemah kemudian klien dibawah berobat ke tenaga kesehatan dengan tekanan darah 200 mmhg karena belum ada perubahan setelah berobat oleh keluarga dibawah ke dokter spisialis di ponorogo sampai dengan sebuh. Sampai 4 bulan kemudian klien pada tanggal 10 Januari klien jatuh dikamar mandi dan kaki kanan tersa lemah dan berbicaranya pelo kemudian klien dibawa ke puskesmas Bandar Pacitan Kemudian oleh Puskesmas di rujuk Ke RSUD Dr. Soedono Madiun pada saat pengkajian dir RS klien kaki kanan dan tangan kanan lemah dan bicara pelo. T : N S N
Mendapatkan terapi Infus PZ,Infus monitol,Inj Kalmetason 4 x 1 amp, Inj Nikolin 3 x 1,Inj Acran 3 x 1 amp.
1V. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
- Klien mengalami sakit darah tinggi 4 bulan yang lalu tapi tidak separah ini
- Klien tidak pernah menderita penyakit menular : batuk darah ataupun sakit kuning
- Klien hanya sakit batuk,flu biasa.

V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
- Dalam keluarga tidak ada yang ada sakit seperti yang dialami oleh klien
- Keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular : batuk darah ataupun sakit kuning

V1. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
- Persepsi klien terhadap masalah
Tidak terkaji karena klien sulit untuk diajak komunikasi ( Bicara pelo)
- Harapan klien terhadap masalahnya
Tidak terkaji karena klien sulit untuk diajak komunikasi ( Bicara pelo)
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
- Persepsi keluarga terhadap masalah klien
Keluarga sangat khawatir dengan sakit yang dialami oleh klien
- Harapan keluarga terhadap masalah klien
Keluarga sangat berharap keadan klien cepat pulih dan cepat sembuh
c. Pola Interaksi dan komunikasi
Tidak terkaji karena klien sulit untuk diajak komunikasi ( Bicara pelo)
d. Pola Pertahanan

Saat ditanya tentang keluhan klien hanya bisa membaca Istigfar saja ( Allahu akbar )

e. Pola nilai dan kepercayaan

Klien beragama islam taat menjalankan ibadah seperti sholat lima waktu dan puasa wajib maupun sunah.

f. Pengkajian Konsep diri

Tidak terkaji karena klien sulit untuk diajak komunikasi ( Bicara pelo)
VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum Klien
Keadaan umum klien lemah \,kesadaran Composmentis,GCS 456
TD: 140 / 80 mmhg N 84 x / mt S: 36 C R 24 x / mt
BB,TB tidak terkaji

b. Pemeriksaan Kepala dan muka

- Kepala : tidak ada benjolan rambut panjang lurus beruban, tidak ada ketombe.
- Muka : Hidung semetris ada secret,tidak ada nafas cuping hidung,tidak ada polip, klien nampak
pucat.

c. Pemeriksaan Telinga
- Bentuk kedua daun telinga simetris , fungsi pendengaran berkurang,tidak ada serumen,tidak ada
cairan.

d. Pemeriksaan Mata

- Fungsi penglihatan baik dapat membaca ,Kunjuktiva tidak anemis,seklera tidak ekterus,Cornea
tidak keruh,Bulu mata tidak rontok

e. Pemeriksaan Mulut dan Farink
Bentuk mulut tidak semetris ( Perot) mukosa nampak pucat,tidak ada pembesaran tonsil dan dapat menelan.

f. Pemeriksaan leher

Tidak ada pembesaran kelenjar thyroid,tidak ada pebesaran vena jugularis.

g. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

- Tidak ada benjolan pada mamae dan nyeri tekan,
- Tidak ada pembesaran kelenjar axilla

h. Pemeriksaan Thorak

h.1. Pemeriksaan Paru
Inspeksi : Bentuk dada simetris RR 20 x/mt
Auscultasi : tidak ada wheezing atau ronchi
Palpasi : Vocal premitus teraba simetris
Percusi : Sonor

h.2. Periksaan Jantung
Auscultasi : Suara jantung S 1dan S2 Tredengan tunggal dan teratur
: T 140 / 80 mmHg
Inspeksi : Terlihat ictus cordis pada ICS V mel kiri
Perkusi : Sonan
Palpasi : N= 84 x/mtkuat dan teratur

i. Pemeriksaan Abdoment
Inspeksi : Bentuk datar tidak ada pembesaran hepar,tidak acitess
Auscultasi : Bising Usus : 5 x mt
Palapasi : Tidak ada nyeri tekan ,Kembung
Percusi : Hypertimpani.

j. Pemeriksaan integument
Warna kulit : Cokllat pucat tidak sianosis
Temperatur : Hangat S 36 C
Edema : Tidak edema
Lesi : Tidak ada
Keadaan : kulit bersih

k. Pemeriksaan Angota Gerak ( ekstremitas )

Tangan kanan : Tidak bisa untuk digerakkan
Tangan kiri : Bisa digerakkan .terpasang : infusPz drip Trrentral 2 Amp
Kaki kanan : Tidak bisa untuk digerakkan,tidak edema
Kaki kiri : Bisa digerakkan ,tidak edema.
l. Pemeriksaan Genetalia dan sekitar anus
Tidak terkaji klien terpasang pampers dan DC

m. Pemeriksaan Status Dan Neorologis

- Kesadaran : Composmentis GCS 456
- Pemeriksaan saraf cranial
N1( Olvaktorius) :Tidak ada kelainan dapat membedakan bau
N 11 ( Opticus) : Tidak ada kelainan ,fungsui penglihatan baik
N 111( okulamotorius ) : Tidak ada kelainan reflek cahaya +
N 1V ( Troklerius) : Tidak ada kelainan Dapat mengerakkan bola mata berputar
N V (Trigeminus ) : Tidak ada kelainan dapat mengerakkan bola mata kesamping
N V1 (Abdusen ) : Tidak ada kelainan Dapat mengerakkan rahang
N V11 ( Fasialis ) : Bicara pelo dan saat bicara mulut tidak simetris ( perot)
V111( Vestibulo Koklearis ) : Pendengaran berkurang
N1X( Glosofaringeus) : dapat menelan makan / minuman dengan baik
NX ( Vagus ) :Terjadi perubahan suara saat bicara ( pelo)
NX1 ( Aksesorius) : Tidak ada kelainan dapat memalingkan kepala
NX11( Hipogloserius) : Tidak dapat bicara dengan normal

Pemeriksaan ECG 11-1- 05
Kesimpulan :
II,V5,V6 = Myocardinal Ishemia
I,II,Vf,V5,V6 = Posibel myocardinal injury
I,II = Left atrial Overload
Pemeriksaan CT scan 13 – 1 -05
Kesimpulan
Ifarct luas daerah tempora- parieto,occipital sinistra.

X. PENATALAKSANAAN
12/ 1 /05
Infus PZ drip trentral 2 Amp
Monitol = 100cc/ 4 jam
Inj Nikolin = 4 x 1 Amp
Inj Kalmetason = 3 x 1Amp
Inj Acrain = 3x 1 amp

MASALAH KEPERAWATAN
Kerusakan komunikasi verbal B / D kerusakan sirkulasi serebral

Kerusakan mobilitas fisik B / D Kerusakan mobilitas fisik

Kurang Perawatan diri B / D Penurunan kekuatan dan ketahanan

RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Kerusakan komunikasi verbal B / D kerusakan sirkulasi serebral
TUJUAN / KRETERIA HASIL
Tujuan : Pasien dapat
berkomunikasi dengan tepat
sesuai dengan keadaannya
dan dapat mengemukakan
kebutuhannya.
Kriteria hasil
1. Mengidentifikasi pemahaman tentang masalah komunikasi
2. Membuat mtode komunikasi dimana kebutuhan dapat diekpresikan
3. Mengunakan sumber-sumber dengan tepat.


INTERVENSI

1. Kaji tipe / derajat disfungsi,seperti pasien tidak tampak memahami kata atau mengalami kesulitan berbicara atau membuat pengertiaan sendiri
2. Bedakan antara afasia dengan disatria
3. Perhatikan kesalahan dalam komunikasi dan berikan umpan balik
4. Mintalah pasien untuk mengikuti perintah sederhana
5. Tunjukkan obyek dan minta pasien untuk menyebutkan nama benda tersebut
6. Mintalah pasien untuk mengucapkan suara sederhana seperti “ Sh” atau “Pus”
7. Berikan metode komunikasi alternative
8. Katakan secara langsung dengan pasien bicara perlahan dan dengan tenang
9. Bicaralah dengan nada normal dan hindari percakapan yang cepat

RASIONAL
1. Dapat membantu menentukan daerah kerusakan serebral yang terjadi


2. Seseorang dengan disatria dapat memahami,membaca,dan menulis bahasa tetapi mengalamimkesulitan mengucapkan kata-kata sehubungan dengan kelemahan dan paralysis dari otot-otot daerah oral
3. Umpan balik membantu pasien merealisasikan dan memberi kesempatan megklarifikasikan makna yang terkandung dalam ucapan
4. Melakuakn penilaian terhadap adanya kerusakan sensorik
5. Melakukan penilaian terhadap kesalahan motorik,seperti pasien mungkin mengenalinya tetapi tidak apt menyebutnya
6. Mengidentifikasi adanya disatria sesuai komponen motorik dari bicara.
7. Memberikan komunikasi tentang kebutuhan berdasarkan keadaannya.
8. Menurunkan kebingungan selama proses komunikasi dan berespon pada informasi yang lebih banyak pada satu waktu tertentu.
9. Pasien tidak perlu merusak pendengaran dan meninggikan suara dapat menimbulkan marah pasien


Tidak ada komentar:

Posting Komentar