A. Pengertian
Tuberkulosis Paru merupakan penyakit yang disebabkan oleh Mycobacterium tubereolosis yakni kuman aerot yang dapat hidup terutama diparuatau diberbagai tubuh yang lannya yang mempunyai tekanan parsial oksigen yang yang tinggi.( Dr. H Tabrani Rab1996: 236 )
Tuberkulosis Paru adalah yaitu penyakit menular pada manusia yang di sebabkan oleh spisies Mycobacterium dan ditandai dengan pembentukan tuberkel-tuberkel dan nekrosis-necrosis pada jaringan –jaringan paru. (Dorland,1996 : 236)
B. Etiologi
Microbacteri tersusun dari sekelompok yang bersifat tahan asam yaitu mempunyai kandungan lipid. Kompleks yang cukup sehingga sekali zat warna zeihl Nielsen terserap warnanya bertahan dan tidak terhapus.
Sebagian reservoir infeksi pada umumnya adalah penyakit aktif pada manusia. Penyebaran biasanya secara langsung oleh karena menghirup organisme yang terbawa angina, dan tergantung dari konsentrasi oragisme. Dalam udara dan dibatukkan dan jarak serta lamanya kontak dengan kasus yang aktif.
C. Patofisiologi
Tempat masuk Mycobacterium tubereolosis adalah saluran pernafasan kuman,saluran pencernaan,dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi tubereolosis terjadi melalui udara( airborne ), Yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman - kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
Saluran pencernaan merupakan tempat masuk utama bagi jenis bovin ,yang penyebarannya melalui susu yang terkontaminasi. Tuberkulosis adalah penyakit yang dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit ( biasanya sel T ) adalah sel imonoresponsifnya. Respon ini di sebut sebagai reaksi hipersensifitas ( lambat ) . hasil Tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diintasi sebagai suatu unit tyang terdiri dari satu sampai tiga basil, kumpulan basil yang lebih besar cenderung tertahan disaluran hidung dan cabang besar brokus dan tidak menyebabkan penyakit. Setelah berada dalam ruang alveolus biasanya dibagian bawah lobus atas paru-paru atau lobus bawah hasil tuberkel ini membangkitkan reaksi peradangan.Leokosit poli morfonuklear tampak pada tempat tersebut. Sesudah hari –hari pertama maka leokosit diganti magrofag. Alveoli yang terserang akan mengalami konsolidasi dan timbul gejala pneumonia akut. Magrofag yang mengadakan infiltrasi menjadi lebih panjang dan sebagian bersatu sehingga membentuk sel tuberkel epiteloid, yang dikelilingi oleh limfosit. Reaksi ini biasanya membutuhkan waktu 10-20 hari. Nekrosis kaseosa dan jaringan granulasi disekitarnya yang terdiri dari sel epiteloid dan fibrolas, menimbulkan respon berbeda. Jaringan granulasi terjadi lebih fibrosa, membentuk jaringan perut yang akhirnya akan membentuk suatu capsul yang dikelilingi tuberkel. Lesi primer paru-paru dinamakan focus ghon dan gabungan terserangnya kelenjar getah bening regional dan lesi primer dinamakan komplek ghon.
Respon lain yang dapat terjadi pada daerah rekrosis adalah pencairan dinamakan bahan cair lepas kedalam bronkus dan menimbulkan kavitas akan masuk kedalam percabangan trakeobronkial. Proses ini dapat akan terulang kembali dibagian lain dari paru-paru, atau basil dapat sampai ke laring, telingga tengah atau usus. Kavitas yang kecil dapat menutup sekalipun tanpa pengobatan dan meninggalkan jaringan parut fibrosa. Bahan pengkijuan, dan lesi mirip dengan lesi berkapsul yang tidak terlepas, keadaan ini dapat menimbulkan gejala dalam waktu lama atau membentuk lagi hubungan dengan bronkus dan menjadi tempat peradangan aktif. Penyakit dapat menyebar melalui getah bening atau pembuluh darah. Organisme yang lolos dari kelenjar getah bening akan mencapai aliran darah dalam jumlah kecil, yang penyebaran ini dikenal sebagai penyebaran limfometagon, yang biasanya sembu sendiri. Penyebaran hematogen merupakan suatu fenomena akut yang biasanya menyebabkan tuberculosis milier.
D. Gambaran klinis
Pada stadium dini penyakit Tuberkulosis biasanya tidak tampak adanya tanda atau gejala yang khas. Tuberkulosis dapat didiagnosa hanya dengan tes tubrkulin, pemeriksaan radiogram dan pemeriksaan bakteriologik. Keluhan yang dirasakan penderita Tuberkulosis dapat bermacam-macam atau malah tanpa keluhan sama sekali. Keluhan yang terbanyak adalah :
1. Demam
Biasanya sifebris meyerupai demam inflensa. Tapi kadang-kadang panas dapat mencapai 40 -41 C. Serangan demam pertama dapat sembuh kembali. Begitulah seterusnya hilang timbulnya demam inflensa ini. Keadaan ini sangat di pengaruhi daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman Tuberkulosis yang masuk.
2. Batuk
Gejala ini banyak di temukan . batuk terjadi karenaadanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering( non produktif ) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif ( menghasilkan spuntum ). Keadaan yang lanjut adalah berupa batuk darah ( hemabtoe )karena terdapt pembuluh darah yang pecah. Kebanyakan batuk darah pada Tuberkulosis terjadi pada kavitas, tapi dapat juga terjadi pada dinding bronkus.
3. Sasak Nafas
Pada penyakit yang ringan ( baru tumbuh ) belum dirasakan sesak nafas. Sesak nafas akan di temukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana infiltrasinya sudah setengan bagian paru-paru.
4. Nyeri dada
Gejala ini agak jarang di temukan . Nyeri dada timbul bila infiltrasi radang sudah sampai pleura sehingga menimbulkan pleuritis.
5. Malaise
Gejala sering ditemukan berupa : Anoreksia, tidak ada nafsu makan, badan makin kurus ( BB turun ), sakit kepala, meriang, nyeri otot , keringat malam dll. Gejala malise ini makin lama berat terjadi hilang timbul secara tidakk teratur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar