****ORANG YANG SALAH TAPI SELALU MENCARI KEBENARAN ADALAH ORANG YANG BODAH****

Selasa, 08 Maret 2011

ASUHAN KEPERAWATAN TETANUS

1.DEFINISI
Penyakit tetanus adalah penyakit infeksi yang diakibatkan oleh toksin kuman clostridium tetani,bermanifestasi sebagai kejang otot proksimal,diikuti kekakuan otot seluruh badan,kekakuan otot selalu tampak pada otot masester dan otot rangka
2. ETIOLOGI
Kuman berbentuk batang,ramping,ukuran 2,5x 0,4 -0,5 milimikon
1. Bersepora,golongan gram (+) dan hidup anaerob
2. Sepora dewasa mempunyai bagian yang berbentuk bulat,drum steck
3. Kuman menggeluarkan toksin yang bersifat neorotoksik ( tetanospasmik )
4. Tetanospasmik mula-mula menyebabkan kejang otot dan saraf perifer setempat
5. Toksin ini labil dalam pepanasan pada suhu 65 oC akan hancur dalam 5 menit
6. Disamping itu dikenai pula tetanolisin yang bersifat hemolisis,yang perannya kurang berarti dalam proses penyakit
3. EPIDEMIOLOGI
1. Kuman colotrodium tetani tersebar luas ditanah terutama tanah garapan,dijumpai pula pada tinja manusia dan hewan
2. Perawatan luka yang kurang baik,disamping pengunaan jarum suntik yang tidak setiril mis ( pencandu narkotik ) merupakan faktor pencetus yang sering dijumpai pada tetanus
3. Dapat menyerang semua golongan umur mulai dari bayi ( tetanus neaturum ),dewasa muda sampai orang-orang tua
4. Program nasional survelence tetanus di Amirika serikat diketahui rata-rata usia dewasa antara 50- 57 th.
Berbagai keadaan yang dapat menyebabkan keadaan anaerob disukai untuk tumbuhnya kuman tetanus:
1. Luka dalam misalnya : luka tusuk karena paku,pecahan kaca atau kaleng,pisau dan benda tajam lainnya
2. Luka karena tabrakan,kecelakaan kerja atau perang.
3. Luka-luka ringan seperti luka gores,lesi pada mata,telinga atau tonsil,gigitan serangga juga merupakan tempat masuk kuman penyebab tetanus.
4.GEJALA KLINIS
1. Masa tunas kuman tetanus berkisar antara 2- 21 hari
2. Timbulnya biasanya mendadak didahului oleh ketegangan otot terutama pada rahaang dan leher,kemudian kesukaran membuka mulut ( trismus ) karena spasme otot massester,berlanjut kekuduk( epistotonus),dinding perut
Dan sepanjang tulang belakang.
3. Bila serangan kejang tonik sedang berlangsung,sering tanpak resus sardonicus ( gambaran alis tertarik keatas,sudut
mulut tertarik keluar dan kebawah,bibir tertekan kuat pada gigi ) hal ini terjadi karena ada spasme otot muka.
4. Gambaran umum yang khas pada tetanus adalah berupa badan kaku dengan epistotonus,tungkai dalam ektensi,
lengan kaku dengan tangan mengepal,biasanya kesadaran tetap baik
5. Serangan timbul paroxismal,dapat dicetuskan oleg rangsang suara,cahaya maupun sentuhan, dapat pula timbul
sepontan.
6. Karena kontraksi otot yang sangat kuat dapat terjadi :
- Aspeksia dan sianosis
- Retensio urin
- Fraktur Columna fertebralis ( pada anak )
- Kadang terjadi demam ringan,biasanya pada stadium akhir
5.PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium :
-Leucositosis ringan
-Kadang –kadang didapatkan peningian tekanan cairan otak
6.DIANOSA BANDING
1. Abses retro faring
2. Abses gigi yang berat
3. Pembesaran kelenjar lymfe leher
4. Meninggitis
5. Rabies
7.PROGNOSIS
Dipengaruhi oleh berbagai faktor yang dapat memperburuk keadaan yaitu :
1. Masa inkubasi yang pendek ( kurang dari 7 hari )
2. Neonatus dan usia tua ( lebih dari55 tahun )
3. Frekfensi kejang yang sering
4. Kenaikkan suhu badan yang tinggi
5. Pengobatan yang terlambat
6. Priode trismus dan kejang yang semakin sering
7. Adanya penyulit spasme otot pernafasan dan obtroksi jakan nafas.
8. PENCEGAHAN
1. Mencegah terjadinya luka
2. Merawat luka secara adekuat
3. Pemberian ATS beberapa jam setelah luka sebanyak 1500 ui
4. -Pemberian toksoit dan TIG ( Tetanus Imun Glubulin ) untuk di negara barat
-Imunuisasi aktif dengan toksoid tetanus,biasanya diberikan DPT ( Toksoid Depteri Perusis dan Tetanus ) pada usia 3,4 dan 5 bulan. Boster diberikan satu tahun kemidian, selanjutnya 2-3 tahun
9. PENATALAKSANAAN
1. Anti tetanus serum ( ATS) 20.000 u intramuskuler selama 5 hari
2. Anticonvulsan :
Valium 3x10mg sehari intramuskuler
3. Antibiotika :
Penisilin prokain 3 x 1.5 u sehari intramuskuler
4. Makanan bentuk yang diberikan disesuaikan dengan keadaan klien
5. Klien dirawat diruang isolasi pada ruang yang tenang,rangsangan cahaya,suara dan tindakan harus dikurangi
6. Bila perlu O2 diberikan
7. Perawatan luka,lakukan eksisi dengan anastesi lokal,kemudian cuci dengan H2O2

10. PATWAYS


11. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya jalan nafas b/d kekakuan dinding perut dan otot pernafasan
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d kesukaran membuka mulut
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kesukaran membuka mulut
4. Resiko tinggi terjadinya infeksi b/d luka yang kotor


12. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN
1. Tidak efektifnya jalan nafas b/d kekakuan dinding perut dan otot pernafasan
Tujuan
- Mempertahankan jalan nafas jalan nafas yang paten/ adekuat
Kriteria hasil : bebas dispnea/ sianosis
Intervensi :
1. Kaji / pantau frekfensi pernafasan catat inspirasi dan ekpirasi
Rasional : Takipnea biasanya dapat ditemukan
2. Catat adanya dispnea mis : gelisah,ansietas,penggunaan otot bantu
Rasional : disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis
selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit.
3. Berikan O 2 sesuai kebutuhan
Rasional : Untuk menghindari terjadi hipoksia / asidosis
4. Auskultasi paru
Rasional : Obstruksi jalan nafas/ distres pernafasan dapat terjadi sangat cepat
5. Perhatikan adanya sianosis
Rasional : Dugaan adanya hipoksemia
6. Awasi TTV
Rasional : Untuk mengetahui sedini mungkin bila ada kelainan
7. Perhatikan adanya kondisi ketidak mampuan menelan
Rasional : Dugaan cedera inhalasi
8. Trakheotomi sesuai indikasi / kalau diperlukan
Rasional : Intubasi mekanial di butuhkan bila jalan nafas mempengaruhi funsi paru/
Oksigenisasi
9. Klien dirawat diruang isolasi pada ruang yang tenang,rangsangan cahaya,suara dan tindakan
harus dikurangi
Rasional : Mengurangi rangsangan / kejang sehingga tidak terjadi hipoksia
2. Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi b/d menelan
Tujuan : Resiko gangguan pemenuhan kebutuhan nutri tidak terjadi.
Intervensi :
1. Tentukan kebutuhan kalori harian yang realities dan adekuat konsulkan pada ahli gizi
2. Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
3. Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah mengunyah makanan
4. Tawarkan makanan porsi kecil tapi sering
5. Intruksikan induvidu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk
- Makan-makanan dalam porsi kecil rendah lemak
- Minum-minuman bening dan hangat
- Makanan dihidangkan dalam keadaan hangat
6. Buat jadual makan sesuaikan dengan aktifitas.
3. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d kesukaran membuka mulut
Tujuan / Kriteria hasil :
- Mempertahankan hidrasi adekuat dibuktikan dengan oleh tanda vital stabil,turgor kulit
nadi perifer yang kuat dan secara individual dapat mengeluarkan urine secara adekuat
Intervensi :
1. Awasi TTV
Rasional : Untuk mengetahui sedini mungkin bila ada kelainan
2. Ukue Intake dan Output
Rasional : Indikator kebutuhan pengantian / keefektifan terapi
3. Catat turgor kulit
Rasional : Indikator fisiologilanjut dari dehidrasi
4. Selidiki perubahan sensori
Rasional : perubahan mungkin berhubungan dengan hipovalumi,hipoksia dan ketidak
seimbangan elektrolit
5. Auskultasi bunyi jantung
Rasional : Perubahan jantung / disritmiadapat menunjukkan hipovalumia atau
keseimbangan elektrolit
6. Kolaborasi dengan terapi dokter tentang pemberian cairan yang sesuai dengan kebutuhan
Rasional : Keadekuatan perbaikan volume cairan
6. Awasi pemeriksaan laboratorium : Protein,albumin,elktrolit, BUN,Kreatinin,Na,Ka
dengan sesuai kondisi
Rasional: Mengidentifikasi defisit / kebutuhan penganti dan terjadinya komplikasi.

1. IDENTITAS KLIEN
Nama : Ny T
Umur : 65 Th
No. Regester : 00 09 38
Agama : Islam
Alamat : Madiun
Pendidikan : -
Pekerjaan : Dukun pijat
Tanggal MRS : 30 Januari 2005 Jam : 15 30
Diagnosa Medis : Tetanus

11. KELUHAN UTAMA
Saat MRS : Bicara pelo dan mulut terasa kaku
Saat Pengkajian : Perut dan punggung terasa kaku
111. RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Satu bulan yang lalu klien kena paku dan hanya di bersihkan biasa hanya darah dikeluarkan dari luka pada kaki kiri yang kena paku, setelah satu bulan klien merasakan berbicara pelo dan mulut sulit untuk digerakkan. Kemudian oleh keluarga klien,klien di bawa ke RSSM dengan pengkajian Terkena paku 1 bulan yang lalu mulut tersa kaku,perut kadang juga kaku mulut sulit untuk digerakkan
( Trismus ) Sulit enalan Saat pengkajian klien dan keluarga klien mengatakan punggung dan perut masih terasa kaku tapi tidak seperti yang kemarin kemarin dalam pengkajian mengatakan klien hanya satu kali menggalami kejang
1V. RIWAYAT KESEHATAN DAHULU
- Klien mengatakan klien tidak pernah mengalami sakit yang seperti ini
- Tidak pernah menderita penyakit DM dan penyakit menular seperti TB Paru, Hepatitis , thypoid , dll.


V. RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA
Keluarga klien mengatakan dalam keluarga klien tidak ada yang menderita penyakit seperti yang
dialami klien saat ini dan tidak ada yang menderita penyakit menurun ( seperti DM , Hypertensi ) dan
penyakit menular ( seperti Hepatitis , TB paru , Thypoid dll).
V1. RIWAYAT PSIKOSOSIAL
a. Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya
Persepsi dan harapan klien terhadap masalahnya cepat sembuh dan ingin segera pulang ( Klien ingin
mengajak pulang paksa ) tapi keluarga klien tidak menurti kemauan klien.
b. Persepsi dan harapan keluarga terhadap masalah klien
keluarga berharap segera sembuh agar dapat segera pulang dan berkumpul dengan keluarganya lagi di rumah.
c. Pola Interaksi dan komunikasi
Klien dapat diajak berkomunikasi dengan baik dibuktikan dengan klien mengatakan keluhannya saat pengkajian dan kooperatif

d. Pola Pertahanan
Keluarga klien mengatakan : dalam mengambil keputusan biasanya dimusyawarahkan dengan anak- anaknya karena klien merasa sudah tua.saat klien mengeluh kesakitan klien mengatakan pada keluarga dan petugas.
e. Pola nilai dan kepercayaan
keluarga klien mengatakan bahwa klien adalah orang tua satu – satunya yang masih hidup
sehingga seluruh anggota keluarga dan familinya ikut memberi perhatian selama ia dirawat di
rumah sakit. Dan klien di rumah taat menjalankan ibadah sholat lima waktu
f. Pengkajian Konsep diri

Tidak terkaj
VIII. PEMERIKSAAN FISIK

a. Keadaan Umum Klien
Keadaan umum klien lemah \,kesadaran Composmentis,GCS 456
TD: 140 / 70 mmhg N 88 x / mt S: 37 C R 18 x / mt
BB,TB tidak terkaji
b. Pemeriksaan Kepala dan muka
- Kepala : tidak ada benjolan rambut lurus beruban, tidak ada ketombe,leher kaku kuduk,terpasang
O2
- Muka : bentuk muka simetris, Hidung semetris ada secret, ,tidak ada polip, klien
nampak pucat, expresi wajah nampak kesakitan/ menyeringai
c. Pemeriksaan Telinga

Bentuk kedua daun telinga simetris , fungsi pendengaran baik bila di panggil merespon

d. Pemeriksaan Mata

Fungsi penglihatan baik kanan atau kiri
Reflek pupil terhadap cahaya miosis kanan / kiri
Seklera putih tidak keruh,tidak ekterus




e. Pemeriksaan Mulut dan Farink
Bentuk bibir simetris,,mukosa merah tidak ada lesi/ jamur,tidak ada caries gigi,tidak ada pembesaran kelenjar tonsil,klien kesulitan untuk membuka mulut dan menelan.
f. Pemeriksaan leher
Posisi trahea tidak deviasi,tidak ada pembesaran kelenjar tyroid,tidak ada pembesaran kelenjar lymfe pada sub mandibula,tidak ada distensi venajularis,denyut nadi karotis teraba kuat, kaku kuduk
g. Pemeriksaan Payudara dan Ketiak

Tidak ada pembesaran kelenjar lyfe pada axilla

h. Pemeriksaan Thorak

h.1. Pemeriksaan Paru

Inspeksi : Bentuk dada simetris inspirasi dan ekspirasi regular RR 18 x/mt
Auscultasi : tidak ada wheezing dan ronchi,veskuler pada semua lapang paru
Palpasi : Vocal premitus teraba simetris kanan dan kiri
Percusi : Sonor (resonan )
h.2. Periksaan Jantung

Auscultasi : Bunyi jantung S 1dan S2 Tredengan tunggal dan teratur,tidak terdengar
suara tambahan
Inspeksi : Terlihat pulsasi ictus cordis pada ICS V mcl kiri
Perkusi : Resonan
Palpasi : Teraba pulsasi ictus cordis pada ICS V mcl kiri N= 88 x/mt kuat dan
teratur
i. Pemeriksaan Abdoment

Inspeksi : Bentuk datar tidak ada pembesaran hepar,tidak ascites
Auscultasi : Bising Usus : 8 x mt
Palapasi : Tidak ada nyeri tekan ,perut terasa tegang / kaku tidak ada pembesaran hepar
/ lien
Percusi : hipertympani

j. Pemeriksaan integument

Warna kulit : Coklat pucat tidak sianosis
Tekstur : lembab,turgor baik kapileri revil kurang 2 detik keadaan bersih
Temperatur : akral Hangat S 37 C
Edema : Tidak edema anasarka, kapileri revil 5 detik
Lesi : Tidak ada ,ada luka bekas kena paku pada kaki kiri
Kuku : keadaan bersih tidak sianosi
k. Pemeriksaan Angota Gerak ( ekstremitas )
- Pada tangan kiri terpasang infus PZ 20 tts / mt
- Pada extrimitas kanan dan kiri atas tidak ada kelainan,dan extrimitas bawah kaki kanan dan
kiri tidak ada kelainan bisa di gerakkkan

l. Pemeriksaan Genetalia dan sekitar anus
Tidak terkaji
m. Pemeriksaan Saraf Dan Neorologis

N1( Olvaktorius) :Tidak ada kelainan dapat membedakan bau
N 11 ( Opticus) : Tidak ada kelainan ,fungsi penglihatan baik
N 111, IV,VI ( okulamotorius, Troklerius, Abdusen) : Tidak ada kelainan reflek cahaya
( + ) dapat mengerakkan bola mata berputar
N V (Trigeminus ) : Tidak dapat mengerakkan / mengatupkan rahang dan sulit
menelan ,sensori kulit wajah (+)
N V11 ( Fasialis ) : tidak ada kelainan dapat bicara dengan jelas
NV111( Auditorius ) : Pendengaran berfunsi baik
N1X,X ( Glosofaringeus, Vagus ): Tidak terjadi perubahan suara saat bicara NX1 ( Aksesorius) : Tidak dapat memalingkan kepala karena leher masih terasa kaku
NX11( Hipogloserius) : Dapat bicara dengan normal,klien tidak dapat menjulurkan
dan menonjolkan lidah
1X. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium

Tanggal Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal
3 -2-05
SGOT
SGPT
BERTELOT N
CREATININ
BSN
Elektrolit NA / KP / CA / CL
Acid phosphatse
LDH ( DGKC ) 29
19
21,4
0,83
63
NA ( 147 )
K 3,9
CA ( 5.02 ) L25U/i P<21 U/i
L; 29 U/I P: 22 U/i
10-20 mg/dl
L: o,6-1 P: 0,5 -0,9 mg /dl
L <110/< 125 / < 135 mg/dl
L 11 – 51 P 7 – 37 ui
X. PENATALAKSANAAN

1. Klien dirawat diruang isolasi pada ruang yang tenang,rangsangan cahaya,suara dan tindakan harus dikurangi
2. Makanan bentuk yang diberikan disesuaikan dengan keadaan klien
3. Perawatan luka,lakukan eksisi dengan anastesi lokal,kemudian cuci dengan H2O2
4. Bila perlu O2 diberikan
5. Kolaborasi dengan terapi dokter :
- Anticonvulsan :
Valium 3x10mg
- Antibiotika : Injeksi cefotaksim
- Infus PZ : D5 %
DAFTAR MASALAH
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan kekakuan dinding perut dan otot pernafasan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan menela
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kesukaran membuka mulut

MASALAH KEPERAWATAN
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan kekakuan dinding perut dan otot pernafasan
Gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi berhubungan dengan menela
Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit berhubungan dengan kesukaran membuka mulut
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Tidak efektifnya jalan nafas berhubungan dengan kekakuan dinding perut dan otot pernafasan

TUJUAN / KRETERIA HASIL
Tujuan
- Mempertahankan jalan nafas
jalan nafas yang paten/ adekuat
Kriteria hasil :
- Bebas dispnea/ sianosis

INTERVENSI
1. Kaji / pantau frekfensi pernafasan catat inspirasi
dan ekpirasi
2. Catat adanya dispnea mis :
gelisah,ansietas,penggunaan otot bantu
3. Berikan O 2 sesuai kebutuhan
4. Auskultasi paru
5. Perhatikan adanya sianosis
6. Awasi TTV
7. Perhatikan adanya kondisi ketidak mampuan
menelan
8. Trakheotomi sesuai indikasi / kalau diperlukan
9. Klien dirawat diruang isolasi pada ruang yang
tenang,rangsangan cahaya,suara dan tindakan
harus dikurangi
RASIONAL
Takipnea biasanya dapat ditemukan
Disfungsi pernafasan adalah variabel yang tergantung pada tahap proses kronis selain proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit.
Untuk menghindari terjadi hipoksia / asidosis
Obstruksi jalan nafas/ distres pernafasan dapat terjadi sangat cepat
Dugaan adanya hipoksemia
Untuk mengetahui sedini mungkin bila ada kelainan
Dugaan cedera inhalasi
Rasional : Intubasi mekanial di butuhkan bila jalan nafas mempengaruhi funsi paru/
Oksigenisasi
Mengurangi rangsangan / kejang sehingga tidak terjadi hipoksia





13.DAFTAR PUSTAKA

1. E.Doengoes Marilynn dkk RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN Edisi ketiga Penerbit Buku Kedokteran EGC jakarta
2. Hendarwanto,1996 ILMU PENYAKIT DALAM Jelid I Edisi 3 Balai Penerbit FKUI jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar